PT Rifan – Emas Hadapi Cobaan Berat Pekan Ini

PT RIFAN BANDUNG – Harga emas dunia kembali menurun pada Senin di tengah aksi profit taking para investor setelah kenaikan tajam beberapa waktu lalu. Harga emas diproyeksi akan volatile pekan ini karena pasar menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Melansir data Refinitiv,pada perdagangan Jumat harga emas berakhir di US$2.337,71 per troy ons atau naik 0,25% dibandingkan sehari sebelumnya. Posisi penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak 19 April 2024 atau sekitar satu minggu terakhir.

Harga emas mengalami depresiasi pada hari ini, Senin hingga pukul 06:05 WIB terpantau turun 0,11% ke angka US$2.335/troy ons.

koreksi yang terjadi pada harga emas dunia kali ini masih tergolong cukup sehat. Tidak mengherankan jika beberapa investor memutuskan untuk mengambil keuntungan karena waktu siklus pelonggaran bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) diundur ke kuartal terakhir tahun ini.

Semua orang akan menantikan panduan kebijakan moneter The Fed minggu ini. Namun, kemungkinan besar The Fed kini menahan diri selama musim panas dan kemungkinan besar tidak akan mengambil tindakan hingga pemilu AS tahun 2024 selesai.

Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar meyakini The Fed masih akan menahan suku bunganya di level 5,25-5,5% pada pertemuan Mei, Juni, dan Juli 2024.

Hal ini menciptakan tantangan yang kuat bagi emas karena kebijakan moneter ketat The Fed mendukung imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dan dolar AS yang lebih kuat.

Kendati terjadi sedikit depresiasi pada harga emas dunia, namun emas tetap mendapatkan dorongan yang kuat untuk kembali menguat.

Kebijakan suku bunga AS dalam dua tahun terakhir menjadi sentimen yang sangat kuat bagi pergerakan emas. Jika The Fed  belum mengindikasikan pemangkasan maka harga emas diperkirakan akan melandai.

Kebijakan hawkish The Fed emas akan melambungkan dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Keduanya berdampak negatif ke emas. Penguatan dolar membuat konversi pembelian semakin mahal sehingga menurunkan permintaan emas. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury akan membuat emas kurang menarik.

Kendati terjadi sedikit depresiasi pada harga emas dunia, namun emas tetap mendapatkan dorongan yang kuat untuk kembali menguat.

Pendorong terbesar bagi emas adalah ancaman inflasi global terhadap kekayaan dan daya beli mata uang fiat serta ketegangan geopolitik. Utang AS berada pada jalur yang tidak dapat dipertahankan karena pemerintah kini menghabiskan lebih dari US$1 triliun untuk pembayaran bunga.

AS tidak sendirian, Negeri Tirai Bambu (China) juga berada pada jalur yang tidak berkelanjutan. International Monetary Fund (IMF) juga mengecam negara-negara seperti Inggris dan Italia atas pengeluaran mereka yang tidak terkendali.

Kepala Riset di Capitalight Research, Chantelle Schieven mengatakan bahwa utang pemerintah AS yang semakin besar adalah salah satu alasan mengapa bank sentral membeli emas dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam dua tahun terakhir.

Seiring dengan meningkatnya utang, tidak mengherankan jika bank sentral menginginkan lebih sedikit dolar AS dan ingin mendiversifikasi kepemilikan mereka,” papar Chantelle – PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia

Leave a comment