Rifan Financindo – Harga Emas Dunia Terbang Ke Level Tertinggi, Tembus Segini Sekarang

RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas mencapai level tertingginya dalam tiga minggu pada hari Rabu. Harga emas dunia melambung karena para pedagang membeli emas batangan tanpa imbal hasil untuk mengantisipasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) tahun depan. Sementara penurunan dolar dan imbal hasil obligasi juga mendukung harga.

Harga emas naik 0,5% menjadi USD 2.077,01 per ons, atau level tertinggi sejak 4 Desember 2023 dan berada di jalur untuk naik hampir 14% pada 2023. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 1,1% ke level USD 2.093,10.

Kurs dolar AS mencapai titik terendah dalam lima bulan, dan mencatat penurunan tahunan pertama sejak tahun 2020. Hal ini membuat harga emas batangan lebih menarik bagi pembeli luar negeri. Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan juga menyentuh level terendah sejak 24 Juli.

Patokan harga emas London naik ke level tertinggi sepanjang masa di USD 2.069,40 per troy ounce, melampaui rekor sebelumnya yang dicatat pada Agustus 2020, kata London Bullion Market Association.

Federal Reserve (The Fed) akan memulai tahun baru dengan bukti baru bahwa tekanan harga AS sudah mulai menurun, dengan data minggu lalu menandai pertama kalinya sejak Maret 2021 bahwa indeks harga PCE tahunan berada di bawah 3% – RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6

PT Rifan Financindo Berjangka – Wall Street Bergerak Lemah, Investor Nantikan Data Penting Inflasi Dan Pekerjaan

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Saham-saham AS di Wall Street turun dan investor menunggu lebih banyak data ketenagakerjaan menjelang laporan utama inflasi dan pekerjaan minggu ini

Pukul 20.42 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average naik 37 poin atau 0,1%, sedangkan indeks S&P 500 naik 0,2% dan NASDAQ Composite naik 0,1%.Indeks-indeks utama Wall Street ditutup dengan peningkatan yang sehat pada Senin, di mana saham-saham bluechip Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 200 poin atau 0,6%, sementara indeks berbasis luas S&P 500 menguat 0,6% dan Nasdaq Composite berbasis teknologi naik 0,8%.

Penguatan ini merupakan sesi kemenangan kedua berturut-turut, sesuatu yang jarang terjadi selama bulan Agustus yang sulit, saat data ekonomi cenderung menyiratkan ekonomi AS yang tangguh, membuka peluang kebijakan moneter tetap ketat lebih lama dari yang diharapkan.Ketiga indeks berada di jalur untuk raih kerugian besar bulan ini, dengan hanya tiga sesi tersisa, di mana DJIA saat ini turun 2,5%, S&P turun 3,3%, dan Nasdaq melemah 4,3%.Ketua Federal Reserve Jerome Powell tidak melakukan banyak hal untuk mencegah pasar dari statemen suku bunga “lebih tinggi lebih lama”, karena ia membiarkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut dan menekankan kekuatan ekonomi AS yang mengejutkan dalam Jackson Hole Symposium pekan lalu – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

PT Rifan Financindo – Lalui Pekan Terburuk, Harga Emas Kembali Berkilau Jadi USD1.879/Ounce

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas naik pada akhir perdagangan Senin. Harga emas berbalik menguat setelah mengalami kerugian selama tiga hari berturut-turut karena investor memburu harga murah setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih kuat di Januari 2023.

Data tersebut memicu aksi ambil untung akhir di pekan lalu. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terkerek USD2,90 atau 0,15% menjadi USD1.879,50 per ounce.

Sebelumnya, harga emas berjangka menetap di level terendah dalam lebih dari tiga minggu dan jatuh 2,7% minggu lalu atau mencatatkan minggu terburukn dalam tujuh bulan. Setelah meluncur hampir 5,0% dari level tertingginya minggu lalu, emas rebound dalam sebuah koreksi harga.

Namun demikian, kenaikan indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi kenaikan harga emas.

Pasar pun menunggu lebih banyak isyarat ekonomi dari diskusi dengan Ketua Jerome Powell di Economic Club of Washington D.C. pada Selasa waktu setempat. Setiap komentar tentang data tenaga kerja baru-baru ini dan jalur inflasi akan diawasi dengan ketat.

Para pelaku pasar juga menunggu Presiden AS Joe Biden yang akan menyampaikan pidato kenegaraannya pada Selasa malam. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (7/2/2023).

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 16,8 sen atau 0,75% menjadi USD22,237 per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot USD5,70 atau 0,58% menjadi USD974,60 per ounce – PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : okefinance.com

Rifan Financindo – Harga Emas Jatuh 8,3 Dolar, Tertekan Ekspektasi Suku Bunga Fed Agresif

RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas kembali merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut setelah data inflasi AS yang lebih kuat dari perkiraan memicu ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve (Fed) dan mengangkat dolar lebih tinggi.


Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 8,3 dolar AS atau 0,48 persen, menjadi ditutup pada 1.709,10 dolar AS per ounce setelah diperdagangkan di kisaran tertinggi 1.717,30 dolar AS dan terendah 1.706,20 dolar AS.


Harga emas berjangka anjlok 23,2 dolar AS atau 1,33 persen menjadi 1.717,40 dolar AS pada Selasa, setelah terkerek 12 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.740,60 dolar AS pada Senin, dan menguat 8,40 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.728,60 dolar AS pada Jumat


Investor masih mencerna angka inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan yang dirilis pada Selasa. Analis pasar berpendapat bahwa taruhan yang lebih tinggi adalah Federal Reserve akan memulai kebijakan moneter yang lebih agresif untuk mengendalikan inflasi.

Indeks harga konsumen AS yang tumbuh lebih besar dari yang diharapkan pada Agustus, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan berhenti di jalur pengetatan tahun ini.

Para analis memperkirakan kerugian emas akan semakin dalam secara substansial jika harga menembus batas psikologis di bawah level 1.700 dolar AS.

Investor juga menahan diri dari melakukan perdagangan besar pada emas menjelang pertemuan Fed minggu depan, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Sementara itu Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu bahwa indeks harga produsen (IHP), ukuran harga yang diterima di tingkat grosir, turun 0,1 persen pada Agustus setelah tergelincir 0,4 persen pada Juli, penurunan berturut-turut pertama dalam IHP sejak musim semi 2020.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 7,8 sen atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 19,569 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 21,70 dolar AS atau 2,46 persen menjadi ditutup pada 905,40 dolar AS per ounce – RIFAN FINANCINDO

Sumber : suara.com

PT Rifan Financindo Berjangka – Bursa Berjangka Eropa Turun Harga Gas, Kekhawatiran Ekonomi Meningkat

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Bursa saham berjangka Eropa turun pada Selasa petang, melanjutkan aksi jual sesi sebelumnya lantaran investor khawatir terhadap inflasi tinggi, melonjaknya harga gas, dan pengetatan kebijakan moneter akan menyebabkan terjadinya resesi di kawasan.

Pukul 13.00 WIB, kontrak DAX futures di Jerman diperdagangkan turun 0,1%, CAC 40 futures Prancis turun 0,1%, dan FTSE 100 futures di Inggris turun 0,2%. Di Indonesia, IHSG naik 0,82% di 7.166,04 pukul 13.52 WIB dan rupiah turun 0,18% ke 14.912,5 per dolar AS pukul 14.01 WIB.

Indeks utama Eropa ditutup jatuh pada hari Senin, dengan DAX jatuh 2,3% dan CAC 40 turun 1,8%, karena berita buruk di kawasan terus bertambah, mendorong mata uang tunggal jatuh ke level terendah baru dua dekade.

Yaitu, inflasi sedang mendekati angka dua digit, Bank Sentral Eropa (ECB) telah memulai siklus pengetatan dan datangnya musim dingin dengan situasi kekurangan energi semakin dekat.

Ini yang mengkhawatirkan, prospek masih cenderung memburuk sebelum ada peningkatan signifikan hingga tahun 2023.

Patokan harga gas di Uni Eropa melonjak sekali lagi akibat kerusakan pada sistem pipa utama yang mengalirkan minyak dari Kazakhstan melalui Rusia dan menuju Eropa mengganggu pasokan.

Ini terjadi sebelum raksasa energi Rusia Gazprom menghentikan pasokan melalui pipa utama Nord Stream pada akhir bulan untuk dilakukannya pekerjaan pemeliharaan yang tidak terjadwal.

Bundesbank mengatakan dalam laporan bulanan pada hari Senin bahwa resesi di Jerman, negara ekonomi terbesar di zona euro, semakin mungkin terjadi.

“Penurunan output ekonomi di bulan-bulan musim dingin menjadi lebih mungkin terjadi,” kata bank sentral. “Tingkat ketidakpastian yang tinggi atas pasokan gas musim dingin ini dan kenaikan harga yang tinggi kemungkinan akan sangat membebani rumah tangga dan perusahaan.”

Dengan pemikiran ini, Eurozone flash PMI akan sangat dipantau di sesi ini, di tengah ekspektasi angka Agustus akan menunjukkan satu bulan lagi kontraksi bisnis setelah indeks komposit PMI akhir turun ke level terendah 17 bulan di Juli.

Investor juga akan menantikan pidato Ketua Fed Jay Powell di Jackson Hole, Wyoming pada hari Jumat untuk kemungkinan jawaban tentang seberapa tinggi suku bunga AS mungkin akan berjalan dan berapa lama perlu bertahan di level yang tinggi, bisa berpotensi menekan perekonomian terbesar di dunia itu dan juga pendorong pertumbuhan utama dengan keras.

Harga minyak naik Selasa setelah Menteri Minyak Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Senin malam setempat bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak siap untuk mengurangi produksi guna memperbaiki penurunan harga minyak baru ini, menyatakan bahwa pasar berjangka telah mengabaikan pasokan minyak mentah fisik yang sangat terbatas.

Kelompok ini telah memulihkan semua pemotongan produksi yang dilakukan selama pandemi, selama periode volatilitas ekstrem sejak invasi Rusia ke Ukraina mengganggu pasokan.

Pukul 13.00 WIB, harga minyak WTI diperdagangkan naik 0,7% di $91,03 per barel, sedangkan kontrak Brent naik 0,7% menjadi $97,17. Kedua tolok ukur tersebut turun sekitar 5% selama bulan lalu, setelah keduanya diperdagangkan di atas $100 per barel.

Selain itu, harga emas berjangka naik 0,1% di $1.749.30/oz, sementara EUR/USD diperdagangkan turun 0,2% ke 0,9918. Lebih lanjut, Nikel Berjangka jatuh 1,46% di 22.016,00 pukul 14.07 WIB, Timah naik 0,81% ke 24.795,00 di ICE London pada penutupan Jumat.

Sementara, Karet naik 0,14% di 146,90 pada Senin di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London naik 0,50% di 418,35, dan Kakao AS ditutup jatuh 1,05% di 2.349,00 pada Selasa dini hari.

Kripto siang ini, Bitcoin naik 0,13% di 21.110,6 pukul 14.04 WIB BTC/USD – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

PT Rifan Financindo Berjangka – Dolar Melonjak VS Yen Karena Isyarat Kenaikan Suku Bunga Fed

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Dolar menguat tajam terhadap yen Jepang pada Selasa karena pernyataan pejabat Federal Reserve AS mengisyaratkan bahwa lebih banyak kenaikan suku bunga akan datang dalam waktu dekat.

Trio pejabat Fed dari seluruh spektrum kebijakan menyarankan Selasa bahwa mereka dan rekan-rekan mereka tetap teguh dan bersatu untuk menaikkan suku bunga AS ke tingkat yang akan mengurangi aktivitas dan inflasi.

Kami mendapat dosis tetap dari pembicaraan Fed bahwa … memicu pergerakan kuat kembali ke greenback,” kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda di New York.

Apa yang Anda lihat adalah bahwa kekuasaan dolar tidak akan hilang dalam waktu dekat, karena perbedaan suku bunga tampaknya akan semakin melebar terhadap yen

Investor tetap tertarik untuk melihat laporan pekerjaan bulanan AS pada hari Jumat.

Indeks dolar AS , yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, terakhir naik 0,9% pada 106,31. Indeks telah mereda baru-baru ini karena investor mulai menilai kembali seberapa agresif Fed dengan kenaikan suku bunga di masa depan.

Terhadap yen, dolar naik 1,2% pada 133,12 yen. Dolar naik ke sesi lebih tinggi terhadap yen karena imbal hasil di pasar Treasury AS menguat. Imbal hasil dua tahun AS, yang mencerminkan ekspektasi suku bunga, naik ke tertinggi satu minggu.

Di awal sesi, dolar melemah terhadap yen karena kekhawatiran atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan membuat investor lebih menghindari risiko.

Pelosi mengatakan perjalanannya menunjukkan solidaritas Amerika dengan pulau yang diklaim China itu, tetapi China mengutuk kunjungan tingkat tertinggi AS dalam 25 tahun sebagai ancaman bagi perdamaian dan stabilitas.

Yuan Tiongkok lepas pantai turun 0,09% versus greenback di $6,7780 per dolar.

Dolar Australia turun 1,5% setelah langkah Reserve Bank of Australia untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 1,85%, sesuai dengan ekspektasi – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : inforexnews.com

PT Rifan – EUR/USD Bisakah Naik Ke 1.2500?

PT RIFAN BANDUNG – Ekonomi AS terkontraksi untuk kedua kalinya, dalam dua kuartal berturut-turut yang menunjukkan bahwa telah masuk ke resesi tehnikal. Sementara inflasi ke duanya telah mencapai ketinggian selama beberapa dekade yang baru pada bulan Juli. Namun kecenderungan bearish secara jangka panjang terhadap EUR/USD tetap utuh, dengan kerendahan beberapa tahun yang baru sudah nampak.

Minggu lalu, pasangan matauang ini masih digerakkan oleh ketakutan akan resesi yang biasa dan keputusan mengenai kebijakan moneter yang terbaru dari Federal Reserve AS. Sementara data Eropa yang dirilis pada akhir-akhir ini menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi tetap menajam pada permulaan dari kuartal ketiga dan akan berdampak negatip terhadap matauang bersama Eropa selama paruh pertama dari minggu lalu.

Pergerakan EUR/USD Minggu Lalu

Setelah dua minggu lalu berhasil naik dari 1.0085 ke 1.0214, EUR/USD pada minggu lalu tidak banyak berubah dengan pada hari Jumat di perdagangkan di sekitar 1.0226. Pada saat yang bersamaan, EUR/USD mengakhiri bulan kedua berturut-turut dengan kerugian yang besar, walaupun masih jauh dari kerendahan beberapa dekade di 0.9951. EUR/USD gagal memanfaatkan turunnya dollar AS secara signifikan setelah pertemuan FOMC the Fed dan keluarnya data GDP AS kuartal ke dua yang terkontraksi 0.9%. Kegagalan euro dalam memanfaatkan turunnya dollar AS disebabkan berbagai masalah yang terjadi di Eropa, dari krisis gas sampai kepada krisis politik di Itali dan ditambah dengan buruknya data makro ekonomi yang keluar dari Eropa.

Hari Senin, EUR/USD diperdagangkan naik ke atas 1.0200 di sekitar 1.0210. Pasangan matauang ini berhasil bangkit dengan turunnya dollar AS di tengah pergerakan yang positip terhadap resiko yang tiba-tiba datang. Para investor mengabaikan perlambatan ekonomi global dan data ekonomi IFO Jerman yang mengecewakan.

Minggu perdagangan yang baru dimulai dengan sentimen pasar yang “risk-off” karena fokus pasar masih kepada perlambatan ekonomi global. Ketakutan akan resesi global mendominasi pasar keuangan yang mengakibatkan dollar AS terus mengalami rally. Namun, menjelang memasuki jam perdagangan sesi AS, dollar AS kehilangan tenaganya. GBP/USD yang semula diperdagangkan turun sampai 1.0177 pada jam perdagangan sesi Asia, sempat naik ke sekitar 1.0240.

Keuntungan yang besar di pasar saham yang terjadi pada hari Senin membebani matauang AS di tengah laporan – laporan penghasilan perusahaan yang bagus. Indeks dollar AS turun ke 106.450.

Dari data ekonomi, Jerman mempublikasikan survey IFO Business Climate bulan Juli yang muncul lebih buruk daripada yang diantisipasikan, turun ke 88.6. Assesment terhadap situasi saat ini terkontraksi ke 97.7. Sementara itu, AS mempublikasikan Chicago Fed National Activity Index, yang terkontraksi lebih daripada yang diperkirakan menjadi – 0.19.

Hari Selasa, EUR/USD sempat jatuh ke 1.0115 di tengah krisis gas yang terjadi di Eropa dan ketakutan akan terjadinya resesi global. Data – data ekonomi AS yang keluar tidak mengesankan dan semakin bertambah dengan keluarnya data CB Consumer Confidence yang terkontraksi lebih daripada yang diperkirakan, turun untuk bulan ke tiga berturut-turut.

Conference Board AS melaporkan bahwa Consumer Confidence Index AS bulan Juli jatuh ke 95.7, turun dari angka bulan Juni di 98.7. Angka ini juga lebih rendah dari angka yang diperkirakan pasar di 97.3.

Penurunan tajam di dalam sentimen konsumen ini akan bisa berdampak besar terhadap konsumsi yang pada akhirnya akan membebani ekonomi AS sampai kepada akhir tahun.

Setelah keluar data Consumer Confidence Index AS bulan Juli, kekuatan dollar AS berkurang sehingga EUR/USD berhasil bangkit naik sedikit ke 1.0125.

EUR/USD turun dari batas ketinggian di 1.0200 dan sempat jatuh ke 1.0115 namun dalam jam perdagangan selanjutnya pada sesi AS, berhasil bangkit naik sedikit ke 1.0125. Kejatuhan EUR/USD terutama disebabkan naiknya dollar AS secara signifikan karena datangnya kembali keenganan terhadap resiko di pasar dengan keprihatinan akan potensi resesi terus mempengaruhi sentimen investor.

Yields obligasi pemerintah AS tetap jauh di bawah dari ke tinggian yang pernah dicapai pada waktu pasar dalam kepanikan, namun kurva yields obligasi pemerintah AS ini adalah yang paling besar inversi-nya sejak tahun 2000. Yields treasury AS 2 tahun berada pada 2.99% sementara yields treasury AS 10 tahun berada pada 2.81%. Kurva yang terinversi seperti ini biasanya adalah pertanda akan datangnya resesi.

Hari Rabu, EUR/USD mengumpulkan momentum bullish dan naik ke ketinggian harian yang baru di atas 1.0200 di sekitar 1.0204. Hasil pertemuan FOMC the Fed memutuskan untuk menaikkan tingkat bunganya sebesar 75 bps sebagaimana dengan yang telah diantisipasikan secara luas sebelumnya. Komentar ketua FOMC the Fed yang berhati-hati mengenai kenaikan tingkat bunga berikutnya memicu aksi jual beli terhadap dollar AS selama jam perdagangan sesi AS yang membawa indeks dollar AS turun ke bawah 106.50.

Lebih jauh lagi, bank sentral AS ini menegaskan komitmennya untuk menurunkan inflasi sambil memberikan catatan bahwa ekonomi AS tetap Tangguh. Powell juga mengatakan bahwa tidak ada yang bisa dikerjakan tanpa stabilitas harga yang menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan di bank sentral AS lebih prihatin mengenai inflasi yang sudah sangat panas daripada perlambatan kemajuan ekonomi.

Meskipun demikian, inflasi AS tetap membumbung tinggi dengan Personal Consumption Expenditures Price Index naik 6.80% YoY pada bulan Juni dari sebelumnya 6.3% pada bulan Mei, sementara angka inti melompat ke 4.8% pada periode yang sama.

Bangkitnya kembali pasangan matauang EUR/USD pada hari Rabu dibantu oleh bangkitnya kembali saham-saham AS di tengah laporan penghasilan perusahaan yang bagus yang menopang sentimen pasar yang positip. Pasangan matauang ini diperdagangkan naik ke 1.0171 menjelang keputusan kebijakan moneter dari FOMC Federal Reserve AS dan meneruskan kenaikannya sampai menembus 1.0200 setelah pengumuman keputusan disampaikan dan setelah konferensi pers ketua the Fed Jerome Powell.

Data dari Uni Eropa sebenarnya mengecewakan. Survey Gfk Jerman menunjukkan bahwa Consumer Confidence Jerman jatuh ke – 30.6 pada bulan Agustus dari bulan sebelumnya – 27.7. Sementara itu Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa order durable-goods AS meningkat 1.9% pada bulan lalu. Data yang keluar ini lebih baik daripada yang diperkirakan. Ekspektasi konsensus yang dikompilasikan oleh berbagai organisasi berita mengatakan durable goods akan terkontraksi sebesar 0.5%. Dan juga Wholesale Inventories pada bulan Juni hanya bertambah 1.9%, lebih baik daripada yang diperkirakan di 2%.

Hari Kamis, Setelah berada di bawah tekanan bearish yang terus menerus karena menguatnya USD, EUR/USD pada akhir dari paruh ke dua perdagangan hari Kamis EUR/USD berhasil naik ke atas 1.0150  dan diperdagangkan bertahan di sekitar 1.0156 dengan Dollar AS berbalik kembali melemah setelah munculnya data GDP AS kuartal ke dua yang lemah.

Sebelumnya, pasangan matauang EUR/USD mencapai puncaknya di 1.0233 pada hari Kamis setelah dollar AS melemah secara signifikan menyusul pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve AS. Pernyataan ketua FOMC Jerome Powell yang relatif dovish telah membebani dollar AS dengan berat dan mendorong naiknya permintaan terhadap assets dengan yield yang tinggi.

Namun, sentimen pasar yang bagus ini hanya berlangsung sebentar, khususnya bagi para pembeli EUR. Kekacauan di Uni Eropa membebani matauang euro bersamaan dengan buruknya data ekonomi yang keluar.  Economic Sentiment Indicator Uni Eropa jatuh ke 99 pada bulan Juli, lebih buruk daripada yang diperkirakan 102. Sementara itu Consumer Confidence untuk bulan yang sama turun ke – 27 dari bulan sebelumnya di – 23.8. dan CPI tahunan muncul di 7.5%.

Sementara itu, AS mempublikasikan data makro ekonominya, GDP kuartal kedua yang meleset dari yang diperkirakan pasar.  Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis mengatakan bahwa GDP AS jatuh 0.9% pada kuartal ke dua, lebih buruk dari perkiraan pasar yang mengatakan kenaikan sebesar 0.4%. Sementara itu, penurunan dalam aktifitas ekonomi AS di kuartal ke dua ini muncul setelah GDP AS kuartal pertama juga terkontraksi sebesar 1.6%.

Selain itu juga dipublikasikan Initial Jobless Claims muncul sebanyak 256.000 pada minggu yang berakhir tanggal 22 Juli, lebih buruk daripada yang diantisipasikan oleh pasar sebanyak 253.000.

Ekonomi AS terkontraksi untuk kedua kalinya, dalam dua kuartal berturut-turut yang menunjukkan bahwa telah masuk ke resesi tehnikal. Namun para pejabat otoritas AS baik Jerome Powell, Janet Yellen maupun Joe Biden menolak mengakui bahwa AS telah memasuki resesi tehnikal.

Hari Jumat, setelah tertekan turun ke kerendahan harian yang baru di 1.0145, pada jam perdagangan sesi AS pasangan matauang EUR/USD berhasil rebound ke atas 1.0200 di sekitar 1.0226.

Data yang dirilis dari Amerika Serikat pada hari Jumat menunjukkan kenaikan belanja konsumen yang lebih besar daripada yang diperkirakan, demikian juga dalam penghasilan pribadi. Pada saat yang sama, Core PCE menunjukkan bahwa inflasi tidaklah berkurang.

Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat mengatakan bahwa secara basis bulanan, indeks core Personal Consumption Expenditures (PCE) bertambah menjadi 0.6% pada bulan lalu. Data inflasi ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar kenaikan sebesar 0.5%. Secara basis tahunan core PCE meningkat 4.8% dari angka bulan sebelumnya di 4.7%.

Pada awalnya Yields AS naik namun kemudian menurun. Mendekati akhir minggu ini, yields treasury AS 10 tahun berada pada 2.63%, level terendah sejak bulan April.

Turunnya Yields AS membebani dollar AS yang menyebabkan indeks dollar AS kehilangan momentum dan turun. Dan pada gilirannya membuat pasangan matauang EUR/USD terdorong naik ke atas 1.0200.

Krisis di Eropa Semakin Dalam

Amerika Serikat telah masuk ke dalam resesi tehnikal. Uni Eropa keadaannya tidak lebih baik dari AS. Hal ini membuat EUR/USD tetap berada pada posisi yang di bawah bersama-sama dengan ketidak percayaan akan tangguhnya ekonomi AS. Perkiraan pendahuluan dari Consumer Price Index (CPI) Jerman pada bulan Juli menunjukkan kenaikan dari 8.2% di bulan Juni naik menjadi 8.5% YoY. Sementara itu GDP kuartal ke dua menunjukkan tidak adanya pertumbuhan ekonomi di dalam periode waktu 3 bulan sampai bulan Juni. Untuk keseluruhan Uni Eropa, Consumer Price Index naik membumbung ke ketinggian 8.9% selama beberapa dekade di bulan Juli.

Pada saat yang bersamaan, Rusia telah memangkas lebih jauh provisi gas alam ke Uni Eropa melalui pipa Nord Stream 1. Krisis energi di Eropa memburuk hari lepas hari, mendorong naik inflasi dan memangkas progres ekonomi.

Minggu Ini

Kalender makro ekonomi Eropa pada minggu ini relatip lebih ringan namun akan termasuk beberapa angka kunci yang bisa memberikan petunjuk lebih jauh akan bagaimana ekonomi keduanya, AS dan Uni Eropa berjalan.

Jerman dan Uni Eropa akan merilis data Penjualan Ritel bulan Juni, sementara S&P Global akan mempublikasikan PMI final bulan Juli untuk semua negara maju.

Pada hari Senin, AS akan mempublikasikan ISM Manufacturing PMI untuk bulan yang sama, yang diperkirakan akan muncul di 52, turun dari 53 di bulan Juni, dan ISM Services PMI yang diperkirakan akan muncul di 53.7 dari sebelumnya 55.3 di bulan Juni. Data PMI dari AS ini akan diamati dengan seksama terutama setelah keluarnya angka Preliminary dari S&P Global Manufacturing PMI yang buruk.

Pada hari Selasa, hanya muncul data JOLTS Job Opening dari AS.

Pada hari Rabu akan dipublikasikan ISM PMI Jasa AS selain data Factory Orders AS.

Pada hari Kamis, AS akan mempublikasikan data Jobless Claims mingguannya, yang semakin diperhatikan setelah klaim pengangguran terakhir muncul di level tertinggi dalam tahun ini, walaupun masih di bawah level kunci 300.000. Data pekerjaan AS yang memburuk bisa membuat ketua the Fed Jerome Powell berada pada titik yang sulit.

Minggu ini akan diakhiri dengan data AS yang kritikal yaitu laporan Non-Farm Payrolls AS, yang menjadi kunci untuk mengukur perkiraan pengetatan yang akan dilakukan oleh the Fed pada bulan – bulan yang akan datang. Diperkirakan AS akan menambah jumlah pekerjaan terbaru sebanyak 260.000 dalam satu bulan. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan tetap stabil di 3.6%.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0183  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0166 dan kemudian 1.0120. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0240 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0280 dan kemudian 1.0360 – PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

PT Rifan – Harga Emas Naik, Investor Tetap Khawatir Terhadap Kenaikan Suku Bunga

PT RIFAN BANDUNG – Harga emas juga naik pada Jumat petang kala investor masih khawatir terhadap kenaikan suku bunga oleh bank sentral utama untuk menahan gejolak inflasi.

Harga emas berjangka naik 0,16% di $1.716,10/oz pukul 13.22 WIB meski sempat turun sebelumnya. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, naik tipis 0,04% di 106,852 pada Jumat.

“Emas berada dalam tren turun dan reli yang terjadi berumur pendek karena emas ditekan oleh fakta bahwa ekspektasi inflasi turun,” Edward Meir, analis ED&F Man Capital Markets, mengatakan kepada Reuters.

European Central Bank (ECB) menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Kamis untuk menahan peningkatan inflasi.

Federal Reserve AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan kebijakan 26-27 Juli.

“Kami menunggu untuk mendengar seberapa hawkish panduan (Fed) terhadap suku bunga. Jika mereka masih berpikir inflasi adalah masalah atau masih akan mendorong lebih banyak kenaikan suku bunga, itu akan sangat bearish untuk emas,” pungkas Meir.

Ekonomi AS melambat usai data pada hari Kamis menunjukkan klaim pengangguran awal mingguan AS naik ke level tertinggi baru delapan bulan dan aktivitas pabrik untuk Juli turun.

Di logam mulia lainnya, perak spot turun 0,3%, platinum naik 0,3%, dan paladium naik 0,2% – PT RIFAN

Sumber : investing.com

Rifan Financindo Berjangka – Berbanding Terbalik Dengan Dolar, Emas Jatuh Hari Ini

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Harga emas turun pada hari Kamis  di Asia, dengan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan mengambil kebijakan kenaikan suku bunga lebih tinggi bulan ini untuk memerangi inflasi yang meroket. Harga emas berjangka turun 0,1% menjadi $1.728,35 per ounce pada pukul 11:16 pagi WIB. Dolar AS, yang diperdagangkan secara normal terhadap emas, bahkan lebih bullish pada Kamis pagi.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun juga naik,  mengurangi permintaan emas yang tidak aktif. Data yang dirilis semalam menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS naik 9,1% pada bulan Juni, level tertinggi dalam empat dekade.

“Rilis CPI menciptakan volatilitas tetapi tidak ada arah,” kata Ilya Spivak, ahli strategi mata uang di DailyFX.

Ada ekspektasi yang berkembang bahwa Fed dapat memberikan kenaikan suku bunga satu persentase poin bersejarah  bulan ini. Presiden Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan “semua dalam permainan” untuk melawan tekanan harga.

“Akan tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa 75 basis poin adalah tepat, tetapi ada risiko di sini bahwa Fed akan melakukan sesuatu yang besar secara objektif, katakanlah 75 basis poin, tetapi emas pulih karena itu. Bukan 100 basis poin,” kata Spivak.

Menambahkan dukungan emas saat ini sekitar $1.715-$1.717. untuk  logam mulia lainnya, perak turun 0,67%. Platinum turun 0,26%, sedangkan paladium turun 0,25% – RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : inforexnews.com

Rifan Financindo – Emas Turun Tipis Dolar Naik Lagi Jelang Terbitnya Angka Inflasi AS

RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas turun pada Rabu di Asia. Dolar AS pun menguat lagi menjelang terbitnya data inflasi AS untuk bulan Juni, yang diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi.

Harga emas berjangka turun tipis 0,11% menjadi $1.722,85/oz pukul 11.58 WIB menurut data Investing.com. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik dengan emas, naik tipis 0,09% di 108,005.

Imbal hasil acuan treasury AS 10 tahun kembali menguat 0,49% di 2,972 hingga pukul 11.44 WIB dan ini mengurangi permintaan untuk emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Investor sekarang menunggu Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai jalur kebijakan moneter Federal Reserve AS, yang akan dirilis hari ini. Analis memperkirakan datanya akan mencapai tingkat puncak pandemi pada Juni dari tahun sebelumnya, lompatan terbesar sejak tahun 1981.

Data IHK dapat memicu ekspektasi investor untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin oleh Federal Reserve AS pada bulan ini, saat bank sentral AS berupaya menjinakkan inflasi.

SPDR Gold Trust (P:GLD), dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung emas terbesar di dunia, menyatakan kepemilikannya turun 0,17 menjadi 1.021,52 ton pada Selasa dari 1.023,27 ton pada Senin.

Di Asia Pasifik, bank sentral Korea Selatan (BOK) bergabung dengan rekan-rekan bank sentral global lain dan menyampaikan sebelumnya kenaikan suku bunga 50 bps yang bersejarah untuk menurunkan lonjakan harga yang tinggi.

Di logam mulia lainnya, perak turun 0,41% pukul 12.02 WIB. Platinum naik 0,13% sementara palladium naik 0,28% – RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com