PT Rifan Financindo – Euro Terbebani Pembicaraan Tentang Sanksi Baru Rusia

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Dolar mengawali minggu ini dengan kuat karena imbal hasil Treasury naik dengan ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang cepat, sementara pembicaraan tentang larangan gas Rusia membuat euro tetap berada di posisi terendah 2022.

Euro telah terbebani oleh kekhawatiran tentang kerusakan ekonomi dari perang di Ukraina dan terakhir dibeli $ 1,1047, tidak terlalu jauh dari palung hampir dua tahun bulan lalu di $ 1,0806.

Menteri pertahanan Jerman mengatakan pada hari Minggu bahwa Uni Eropa harus membahas pelarangan impor gas Rusia, yang dapat menyeret lebih lanjut pada pertumbuhan dan mata uang, setelah pejabat Ukraina dan Eropa menuduh pasukan Rusia melakukan kekejaman.

Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan “pembantaian” di kota Bucha, yang dibantah oleh kementerian pertahanan Rusia.

“Berita negatif tentang perang atau kenaikan lebih lanjut dalam harga energi dapat membuat EUR/USD menguji $ 1,0800,” kata analis Commonwealth Bank of Australia.

“Namun, peningkatan sentimen atau dolar yang lemah setelah risalah (Fed) dapat mendorong EUR/USD melalui resistensi sisi atas di sekitar $1.1150,” tambah mereka, mengacu pada risalah rapat Fed Maret yang akan dirilis pada hari Rabu.

Di tempat lain, pembicaraan tentang sanksi baru membuat suasana hati-hati di awal perdagangan, dan dolar naik sedikit terhadap dolar Australia dan Selandia Baru karena reli mata uang komoditas mendingin dengan turunnya harga ekspor.

Indeks dolar AS stabil di sekitar 98,529.

Data pada hari Jumat juga menunjukkan pengangguran AS mencapai level terendah dua tahun di 3,6% bulan lalu, cukup kuat sehingga investor bertaruh itu akan memperkuat tekad Federal Reserve untuk mengatasi inflasi dengan menaikkan suku bunga secara tajam.

Dana Fed berjangka telah memperkirakan peluang hampir 4/5 dari kenaikan 50 basis poin bulan depan dan imbal hasil dua tahun berdiri di tertinggi tiga tahun di 2,4930%.

Yen, yang stabil pekan lalu setelah terpukul hingga Maret karena ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi terhadap imbal hasil Jepang, telah ditekan kembali di bawah 122 per dolar dan terakhir diperdagangkan di 122,33.

“Yen tidak keluar dari masalah,” kata Jane Foley, ahli strategi senior di Rabobank di London.

“Pertarungan berkepanjangan lainnya dari tekanan jual yang parah pada yen dapat memberi tekanan pada Bank of Japan untuk memikirkan kembali (kebijakannya). Kami memperkirakan kenaikan lebih lanjut untuk dolar/yen menuju level 125 di paruh kedua tahun ini – PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : inforexnews.com

Leave a comment