PT Rifan Financindo Berjangka – Wall Street Variatif, Bursa Asia Gak Kompak, Hang Seng Naik


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Pasar saham Asia dibuka beragam pada perdagangan Rabu, setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup beragam pada perdagangan Selasa waktu setempat akibat kabar dari vaksin dari emiten Johnson & Johnson (J&J), serta rilis data inflasi AS mempengaruhi pergerakan bursa Wall Street AS.

Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melesat 0,96%, Shanghai Composite China naik tipis 0,02%, STI Singapura menguat tipis 0,02%, dan KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,13%.

Sementara indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,4% pada perdagangan pagi hari ini.

Pada pukul 08:32 WIB, indeks Hang Seng melesat 0,79%, Shanghai menguat 0,18%, dan KOSPI naik tipis 0,05%. Sementara STI melemah 0,26% dan Nikkei terpangkas 0,42%

Pelaku pasar di Asia akan mengamati reaksi pasar terhadap pengumuman dari Food and Drug Administration (FDA) AS yang meminta negara bagian untuk sementara waktu menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson (J&J), setelah dilaporkan memicu kasus penggumpalan darah akut terhadap enam orang penerima vaksin di AS.

Dugaan tersebut kini sedang ditelusuri Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention).

“Kami merekomendasikan jeda penggunaan vaksin ini menyusul banyaknya peringatan,” ujar Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) dalam pernyataannya di Twitter.

Saat ini, ada 6,8 juta vaksin mereka yang siap disuntikkan ke warga AS.

Sementara itu, Moderna mengatakan bahwa vaksinnya 90% lebih efektif melindungi virus Covid-19 dan lebih dari 95% efektif melawan penyakit parah hingga enam bulan setelah dosis kedua.

Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, secara global, tercatat lebih dari 137 juta kasus infeksi Covid-19 dan jumlah kematian akibat penyakit tersebut telah melampaui angka 2,9 juta kasus.

Kabar dari vaksin J&J tersebut muncul sebelum perdagangan Wall Street dibuka, sehingga begitu bel berbunyi ketiga indeks langsung masuk ke zona merah. Saham J&J di awal perdagangan merosot 2,5%, tetapi berhasil dipangkas dan berakhir dengan melemah 1,3%.

Selain itu, pergerakan juga dipengaruhi rilis data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi. Inflasi di AS pada bulan Maret dilaporkan tumbuh 2,6% year-on-year (YoY) lebih tinggi dari ekspektasi 2,5% YoY.

Kenaikan inflasi tersebut meski lebih tinggi dari prediksi tetapi tidak seburuk yang dibayangkan.

Pemerintah dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kompak menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan. Kenaikan itu diduga bersifat sesaat karena kecilnya basis Maret 2020 akibat

Pejabat The Fed menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam ha pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan 0,25% – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Leave a comment