Rifan Financindo – Emas Naik Jelang Terbitnya Notulen Fed

RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas bergerak naik di sekitar level tertinggi enam bulan pada hari Rabu, menahan reli terbaru saat trader kembali ke dolar untuk mengantisipasi isyarat lanjutan kebijakan moneter dari risalah rapat Federal Reserve bulan Desember.

Logam kuning menjalani awal positif di tahun baru dalam kekhawatiran atas resesi yang membayangi dan potensi perlambatan kenaikan suku bunga AS menyebabkan peningkatan permintaan untuk safe haven selain dari dolar.

Tetapi greenback memulihkan beberapa kerugian pada hari Rabu, diuntungkan dari ketidakpastian atas Notulen Fed yang akan datang. Pasar akan menunggu untuk melihat apakah anggota bank sentral mendukung pelonggaran lebih lanjut dalam kenaikan suku bunga selama rapat Desember, mengingat bahwa beberapa indikator inflasi menunjukkan bahwa tekanan harga AS kemungkinan telah mencapai puncaknya.

Pasar kini memperkirakan peluang lebih dari 90% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin yang lebih kecil pada bulan Februari.

Emas spot naik 0,5% ke $1.848,89/oz, dan emas berjangka naik 0,47% di $1.854,85/oz pukul 14.02 WIB. Kedua instrumen tersebut menguat lebih 1% dalam sesi perdagangan penuh pertamanya untuk tahun ini.

Peringatan soal potensi resesi pada tahun 2023 dari Dana Moneter Internasional (IMF) mendorong beberapa pembelian emas, mengingat kemungkinan resesi AS menurunkan daya tarik dolar.

Peringatan ini, ditambah dengan meningkatnya kekhawatiran atas pemulihan ekonomi yang tertunda di China, membuat harga tembaga menjalani awal pergerakan lemah untuk tahun baru. Tembaga flat di sekitar $3,7707 pada hari Rabu, setelah anjlok hampir 2% di sesi sebelumnya.

Logam merah sensitif terhadap setiap perubahan dalam prospek ekonomi, karena penggunaannya yang besar dalam aplikasi industri. Perlambatan manufaktur di China, akibat gangguan terkait COVID, membuat harga tembaga turun hampir 12% pada tahun 2022.

Saat negara itu melonggarkan beberapa langkah anti-COVID pada bulan Desember, China kini juga menghadapi lonjakan penyebaran virus yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dikhawatirkan para analis dapat menunda pembukaan kembali yang lebih luas.

Namun, prospek kenaikan suku bunga lebih lambat oleh Federal Reserve diperkirakan akan menguntungkan pasar logam dalam waktu dekat, terutama jika dolar kehilangan kekuatan lebih lanjut. Greenback mundur tajam pada kuartal IV tahun 2022, yang membuat pasar logam mendapatkan kembali beberapa kerugian – RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Leave a comment