PT Rifan Financindo Berjangka – Emas Bisakah Terus Bertahan Di $1,800

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Memulai minggu perdagangan yang baru minggu lalu di $1,833, harga emas sempat turun ke bawah $1,800 karena rally harga saham utama di bursa saham Wall Street. Namun harga emas berhasil bangkit kembali ke atas $1,800 karena melemahnya Dolar AS. Pada hari perdagangan terakhir hari Jumat minggu lalu, harga emas sempat turun kembali ke bawah $1,800 setelah keluarnya laporan pekerjaan AS, Non Farm Payrolls bulan Januari yang lebih kuat daripada yang diperkirakan, sebelum akhirnya berhasil naik kembali ke $1,806.

Harga emas mandek di sekitar $1,800 per ons dengan pasar mulai memperhitungkan dalam harga potensi kenaikan tingkat bunga sebanyak 50 basis poin pada bulan Maret. Fokus pada minggu ini adalah angka-angka inflasi terbaru AS.

Data ekonomi AS yang paling ditunggu-tunggu muncul mengejutkan dan menggoncang pasar pada hari Jumat minggu lalu. Para investor masih menggali, mempelajari lebih dalam lagi laporan ekonomi AS dengan kuatnya perekrutan dan naiknya upah, dengan 467.000 pekerjaan yang tercipta.

Banyak orang di Wall Street memperkirakan angka yang negatip yang akan keluar. Sebaliknya yang keluar adalah antara lain pengupahan yang kuat, naiknya gaji dan lebih banyak orang Amerika yang kembali bekerja. Yields treasury naik meroket bersama dengan dollar AS.

Sebagai akibatnya emas tumbang namun ada minat beli yang kuat apabila harga emas sudah di bawah level $1,800 membuat emas cepat pulih.

Emas berjangka Comex kontrak bulan April terakhir diperdagangkan di $1,806.20, naik 0.12% dalam sehari.

Dengan munculnya angka employment yang kuat, pasar mulai memperhitungkan dalam harga kemungkinan the Fed akan menaikkan tingkat bunga sebanyak 50 basis poin.

Buat emas, badai terbesar adalah bagaimana the Fed akan berurusan dengan kebijakan pengetatannya, seberapa agresif. Dengan sekelompok laporan inflasi yang lebih kuat sebelum pertemuan FOMC pada bulan Maret kemungkinan paling besar adalah kenaikan tingkat bunga yang pertama kalinya adalah sebesar 0.5%.

Kabar baiknya bagi emas adalah banyak pembeli di bawah level $1,800. Meskipun demikian keadaan bisa saja berubah.

Minggu ini pergerakan harga emas kemungkinan akan “sideways”. Kemungkinan akan sedikit lebih banyak arus masuk ke dalam emas hanya karena adanya resiko geopolitik yang signifikan dan tekanan inflasi. Bitcoin bisa juga mulai berkompetisi dengan emas lagi sebagai institusi keuangan yang akan mengambil bagian pembelian dari emas. Namun para pembeli emas pasti akan muncul dari bawah, apabila harga emas turun jauh ke bawah. Hal ini menunjukkan emas masih menjadi alat lindung nilai terhadap inflasi dan assets safe-haven bagi banyak investor.

Selain ketidakpastian dari the Fed, pasar juga berurusan dengan kecenderungan yang hawkish dari ECB dan BoE.

Meskipun tetap mempertahankan tingkat bunga kunci tidak berubah di – 0.5% pada minggu lalu, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan kepada reporter bahwa dia semakin bertambah prihatin dengan kenaikan inflasi belakangan ini.

Komentar dari Lagarde di atas muncul setelah data inflasi zona Eropa menunjukkan bahwa biaya hidup di Eropa sudah melompat ke rekor 5.1% pada bulan Januari.

BoE juga melangkah masuk melawan inflasi yang 3 dekade tingginya di Inggris, dengan menjadi negara pertama yang menurunkan tingkat bunganya sejak tahun 2004, menaikkan tingkat bunganya menjadi 0.5%.

Banyaknya pengetatan moneter yang dilakukan oleh bank-bank sentral dari negara-negara utama dunia akan membuat kesulitan bagi kenaikan harga emas.

Kenaikan sebanyak 50 basis poin akan bisa memukul emas. Yields sedang bergerak naik saat ini. Namun meskipun demikian harga emas masih bisa bertahan di atas $1,800. Hal ini memberikan semangat. Emas masih bisa bergerak naik karena tekanan kenaikan harga global. Meskipun demikian tidak bisa terlalu bullish terhadap emas sampai harga emas bisa menembus ke atas $1,900.

Ketegangan geopolitik antara Rusia dengan Ukraina bersamaan dengan kenaikan harga energi juga seharusnya bisa mendorong harga emas naik.

Biar bagaimanapun inflasi pada akhirnya akan menguntungkan emas. Harga energi yang tinggi dampaknya kena ke seluruh ekonomi global. Segala sesuatunya membutuhkan energi untuk memproduksi atau menambangnya. Naiknya harga energi akan bisa menaikkan harga metal berharga. Ketegangan geopolitik dengan Rusia bisa berdampak besar terhadap harga energi.

$1,780 per ons akan menjadi level harga kritikal yang harus diperhatikan. Emas kemungkinan akan bergerak dalam rentang harga antara $1,780 – $1,820 pada minggu ini. Jika harga emas turun sampai menembus kebawah $1,780, maka bisa terjadi penurunan tajam harga emas selanjutnya.

Dari data ekonomi, minggu ini semua mata tertuju kepada angka inflasi terbaru di AS yang rencananya akan dikeluarkan pada hari Kamis. Konsensus pasar memperkirakan angka umum 7.3% pertahun untuk bulan Januari.

Narasi bahwa meningkatnya tekanan inflasi dari pasar tenaga kerja dan pertumbuhan employment yang kuat ketika Omicron yang diperkirakan akan menekan aktifitas bisnis hanya membuat kemungkinan yang lebih besar the Fed akan melakukan serangkaian kenaikan tingkat bunga secara agresif. Meskipun kemungkinan kenaikan tingkat bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Maret sebagai cara untuk mengendalikan inflasi diragukan, kemungkinan the Fed menaikkan tingkat bunga sebanyak 5 kali pada tahun ini, hampir bisa dipastikan.

“Support” terdekat menunggu di $1,785 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,775 dan kemudian $1,755.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,815 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,820 dan kemudian $1,825 – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Leave a comment