PT Rifan – Euro Pemulihan Tertekan Covid & Kebijakan ECB

PT RIFAN BANDUNG – Memulai minggu baru pada minggu lalu, di 1.1444, pada paruh pertama minggu EUR/USD berada di bawah tekanan jual yang kuat di bawah 1.1400 di 1.1390. Memasuki paruh kedua minggu lalu, EUR/USD sempat berbalik naik ke atas 1.1400, sebelum akhirnya jatuh lagi ke kerendahan baru pada 2021 mendekati 1.1280, dengan menguatnya kembali USD karena arus safe-haven dan munculnya kembali ketakutan akan virus corona di Eropa.

Minggu lalu, sementara memberikan testimoni di depan Economic and Monetary Affairs Committee of the European Parliament pada hari Monday, Lagarde mengulangi bahwa kondisi buat kenaikan tingkat bunga adalah sangat tidak mungkin bisa dicapai pada tahun 2022. Ditengah absennya data top tier, komentar lagarde yang dovish membebani matauang bersama Eropa.

Pada hari Selasa, data dari AS menunjukkan bahwa Import Price Index naik sebesar 10.7% secara basis tahunan di bulan Oktober. Sementara Retail Sales naik sebesar 1.7% per bulan di periode yang sama, jauh mengatasi ekspektasi pasar di 1.4%. Didorong oleh angka ini, yields 10 tahun obligasi pemerintah AS naik sampai menyentuh level tertinggi sejak bulan Otober dan membuat dollar AS terus mengatasi rivalnya.

Menguatnya USD tanpa bisa dibendung sedikitpun telah menyebabkan EUR/USD memperpanjang penurunannya ke kerendahan selama 16 bulan yang baru selama perdagangan sesi Asia pada hari Rabu. Eurostat melaporkan bahwa Consumer Price Index (CPI) di area euro muncul di 4.1% di bulan Oktober. Di paruh kedua dari hari itu yields obligasi 10 tahun AS turun ke bawah 1.6% dan memicu sedikit rebound atas pasangan matauang EUR/USD.

Sementara itu, anggota Dewan Gubernur ECB Isabel Schnabel mengatakan bahwa keputusan ECB untuk melanjutkan membeli obligasi menunjukkan bahwa kenaikan tingkat bunga masih jauh. Schnabel selanjutnya mengatakan bahwa naiknya inflasi adalah perkembangan yang disambut baik.

Selanjutnya akhirnya pada hari Jumat Lagarde mengatakan bahwa tidak masuk akal untuk memperketat kebijakan keuangan secara premature ketika tekanan inflasi diperkirakan akan memudar. Mengetatkan kebijakan moneter akan memberikan dampak yang kontradiksi terhadap ekonomi.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan diperlukan kontrol di Jerman untuk menghentikan kenaikan kasus covid – 19. Spahn menambahkan tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan lockdown sepenuhnya – PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Leave a comment