Rifan Financindo Berjangka – Rupiah Sudah di Atas Pembukaan 2020

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Nilai tukar rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat. Tidak sekedar menguat, tapi rupiah menguat “gila-gilaan” pekan ini, hingga kembali ke zona hijau di tahun ini alias menguat secara year-to-date (ytd).

Di pembukaan perdagangan, rupiah hanya menguat tipis 0,07% ke Rp 14.050/US$, tetapi kurang dari 1 jam, Sang Garuda sudah berhasil menembus ke bawah level psikologis Rp 14.000/US$.

Setelahnya rupiah tak terbendung, apresiasi terus berlanjut hingga 1,6% ke Rp 13.835/US$ di pasar spot melansir data Refinitiv. Hingga pukul 12:00 WIB, rupiah masih bertahan Rp 13.835/US$ yang merupakan level terkuat sejak 24 Februari.

Kemarin rupiah melemah tipis 0,07% ke Rp 14.060/US$, sementara pada hari Rabu rupiah melesat tajam 2,29%, sehari sebelumnya sebesar 1,34%. Sehingga total penguatan sepanjang pekan ini lebih dari 5%.

Pada periode April-Mei Mata Uang Garuda juga tercatat menguat tercatat melesat lebih dari 10%.

Berkat penguatan tersebut, rupiah secara year-to-date mencatat penguatan 0,32%. Posisi rupiah di akhir tahun 2019 adalah Rp 13.880/US$. Rupiah akhirnya masuk ke zona hijau lagi di 2020, setelah lebih dari 3 bulan berada di zona merah. 

Mood pelaku pasar global sedang bagus akibat new normal atau singkatnya menjalankan kehidupan dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) mulai dilakukan di seluruh belahan bumi ini. Dengan demikian, roda bisnis perlahan kembali berputar sehingga berpeluang terlepas dari ancaman resesi global.

Ketika mood pelaku pasar sedang bagus, maka aliran modal akan menuju negara-negara emerging market dan aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi.

Derasnya aliran modal ke dalam negeri terlihat dari lelang obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN) Selasa lalu yang penawarannya mencapai 105,27 triliun. Ada 7 seri SBN yang dilelang kemarin, dengan target indikatif pemerintah sebesar US$ 20 triliun, artinya terjadi oversubscribed 5,2 kali.

Pemerintah menyerap Rp 24,3 triliun dari seluruh penawaran yang masuk, di atas target indikatif, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

Tingginya minat investor terhadap SBN juga terlihat di pasar sekunder, yield SBN tenor 10 tahun pada hari Rabu turun 22,1 basis poin (bps) menjadi 7,005%, yang menjadi level terendah sejak 12 Maret. Sementara kemarin mengalami koreksi tipis, yield naik tipis 2,3 bps ke 7,028%.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Di pasar saham juga terjadi inflow yang cukup besar dalam 3 hari terakhir. Berdasarkan data RTI, pada hari pada hari Selasa investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 872,35 miliar di all market, berlanjut pada hari Rabu sebesar Rp 1,5 triliun, dan kemarin nyaris Rp Rp 1 triliun.

Selain itu, penguatan rupiah juga tidak lepas dari “restu” Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter yang mengatur stabilitas nilai tukar.

Gubernur BI, Perry Warjiyo saat memberikan paparan Perkembangan Ekonomi Terkini pekan lalu mengatakan nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue, dan ke depannya akan kembali menguat ke nilai fundamentalnya, kembali ke level sebelum pandemi penyakit virus corona (Covid-19) terjadi di kisaran Rp 13.600-13.800/US$.

Ke depan nilai tukar rupiah akan menguat ke fundamentalnya. Fundamental diukur dari inflasi yang rendah, current account deficit (CAD) yang lebih rendah, itu akan menopang penguatan rupiah. Aliran modal asing yang masuk ke SBN (Surat Berharga Negara) juga memperkuat nilai tukar rupiah” kata Perry, Kamis.

Kami yakni nilai tukar rupiah masih undervalue, dan berpeluang terus menguat ke arah fundamentalnya” tegas Perry.

Pernyataan Perry tersebut berbeda dengan sebelumnya yang mengatakan rupiah akan berada di kisaran Rp 15.000/US$ di akhir tahun. Rupiah kini disebut akan menguat ke nilai fundamentalnya, sehingga memberikan dampak psikologis ke pasar jika Mata Uang Garuda masih berpeluang menguat lebih jauh – RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Leave a comment