PT Rifan – Pelemahan Dolar AS Tekan Harga Emas

PT RIFAN BANDUNG – Menurut Analis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, harga emas dalam waktu dekat cenderung mengalami penurunan. Salah satu alasan yang mendasarinya adalah minat investor yang mulai beralih ke komoditas lain, seperti minyak mentah (WTI).

Meskipun harga emas dapat mengalami penurunan dalam jangka pendek, ada potensi kenaikan yang signifikan di masa depan,” ujarnya pada Senin 6 Maret 2023. Menurutnya, ada dua faktor utama penyebab kenaikan harga emas yakni Pertama, penurunan nilai dolar Amerika (USD) yang diperkirakan akan berlangsung dalam jangka panjang. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan pelemahan USD, yang telah mempengaruhi pasar emas secara positif.

Emas biasanya memiliki hubungan terbalik dengan dolar; ketika USD melemah, harga emas cenderung naik, ujarnya Kedua, dampak dari potensi Shutdown Pemerintah AS yang diprediksi akan terjadi pada bulan November ini. Fenomena seperti ini cenderung menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan dan membuat investor mencari tempat yang lebih aman untuk menyimpan nilai aset mereka.

Emas telah lama dianggap sebagai tempat berlindung yang aman di tengah ketidakpastian”, katanya. Secara teknikal, pada tanggal 6 September 2023, harga emas berada dalam tren penurunan dengan level supply yang berkisar antara US$1992.52 per troy ons hingga US$1995.17 per troy ons – PT RIFAN

Sumber : vibiznews

Rifan Financindo – Emas Ambil Untung Di Tengah Pelemahan Dolar Dan Wall Street

RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Harga emas naik karena kenaikan tak terduga dalam klaim pengangguran di Amerika Serikat (AS). Hal ini menghentikan rally pada bursa saham, Wall Street dan mendorong harga logam mulia.

Harga emas di spot naik 0,2% menjadi USD1.810.41 per ounce. Emas berjangka AS naik 0,3% menjadi USD1.809,10.

Data pengangguran mendukung emas dengan anggapan bahwa saat ini masa sangat kelam di depan sebelum kita melewati pandemi ini,” kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

Kenaikan harga emas juga disebabkan melemahnya dolar. Hal ini membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain.

Enam bulan ke depan akan sangat sulit, kita akan mengalami pertumbuhan yang jauh di bawah potensialnya, dan pemerintah serta bank sentral harus menambah stimulus secara signifikan untuk memastikan tidak ada transformasi gelombang kedua membuat kinerja ekonomi lebih buruk dalam periode yang lama,” ujar Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek

Selain itu, harga perak naik 0,5% menjadi USD23,37 per ounce, platinum naik tipis 0,6% menjadi USD966,59 dan paladium turun 0,5% menjadi USD2.336,97.

Pada perdagangan sebelumnya atau Selasa, harga emas terus merosot. Harga emas mencatat kerugian besar untuk hari kedua beruntun, saat kemajuan vaksin covid-19 dan harapan yang didorong oleh transisi Gedung Putih mendorong investor untuk berbondong-bondong beralih ke aset-aset berisiko.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, anjlok USD33,2 atau 1,81% menjadi ditutup pada USD1.804,60 per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka terperosok USD34,6 atau 1,85% menjadi USD1.837,80.

Lebih optimisme dalam hal ekonomi, berdasarkan vaksin telah mengambil beberapa status safe haven menjauh dari pasar emas,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger – RIFAN FINANCINDO

Sumber : okezone.com